Status Riau sebagai salah satu provinsi dengan perkebunan Kelapa Sawit terluas di Indonesia, membuat kesejahteraan petani Sawit menjadi penting untuk diperhatikan.
Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan menggalakan sosialisasi program peremajaan sawit rakyat (PSR).
Menurut Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) area Riau, Gulat Medali Emas Manurung, program PSR saat ini menjadi topik yang sangat menarik perhatian masyarakat petani sawit. Pasalnya ini berkaitan dengan masa depan petani sawit itu sendiri.
Kegiatan sosialisasi program PSR pun makin sering dilakukan seperti yang dilakukan saat ini di Tapung Hilir.
“Tentu kita berharap adanya sosialisasi ini, petani sawit jadi memahami syarat program PSR. Dengan begitu bakal ada lonjakan program PSR di Riau,” jelasnya kepada Gatra.com melalui pesan tertulis, Kamis (10/1).
Dikatakan Gulat pihaknya membuka pintu terhadap kegiatan sosialisasi PSR yang umumnya digerakkan oleh kelompok-kelompok petani sawit.
Pada kegiatan sosialisasi di Tapung Hilir misalnya, Apkasindo Riau ikut bergabung di acara yang dihelat Forum Komunikasi Petani Plasma bersama Mitra Sinar Mas Group.
Sebagai informasi program PSR nasional diperkenalkan Presiden Jokowi tiga tahun silam. Status Riau sebagai sentra perkebunan kelapa sawit pun membuat daerah ini kebagian jatah program PSR cukup banyak.
Terlebih 58 persen perkebunan Sawit di Bumi Lancang Kuning digarap oleh petani.
Gulat menambahkan rencana program PSR di Riau untuk tahun 2018 mencapai
22.440 hektare. Namun realisasi pada tahun lalu baru mencapai
8.250 hektare atau sekitar 36% dari target.
“Sosialisasi semacam ini tentu tujuannya untuk menggenjot luasan area PSR di Riau,” sambungnya.
Berdasarkan data Apkasindo Riau beserta mitra penyelenggara acara sosialisasi di Tapung Hilir, peserta sosialisasi yang berlokasi di GOR Cinta Damai berasal dari 5 Koperasi Unit Desa (KUD).
Mereka meliputi: KUD Tunas Makmur 580 Kavling, KUD Cinta Damai 614 Kavling, KUD Karya Tani 420 Kavling; KUD Bangun Desa 828 Kavling, KUD Berkat Lestari 326 Kavling. Acara sosialisasi ini juga dihadiri Petani Mandiri di Kecamatan Tapung hilir.
Sementara itu Sekjend DPP Apkasindo, Rino Afrino, dalam kesempatan sosialisasi PSR mengatakan dana program peremajaan sawit senilai Rp25 juta per hektare berasal dari kas Badan Pengelolah Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).
Dana subsidi ini hibah bukan hutang. Jadi jika asumsi biaya peremajaan per hektar sampai siap Panen umur 3 tahun sebesar Rp55 juta per hektare maka kekurangan dana replanting Rp30 juta akan difasilitasi Pemerintah.
Bantuan pemerintah disalurkan melalui Kredit KUR ke Bank dengan suku bunga 7%. “Jadi ini peluang buat Petani Sawit Indonesia,” papar Rino.
Apkasindo Riau pun berharap kerjasama dengan kelompok pemerhati sawit dapat meningkatkan caku area program PSR di Riau untuk tahun 2019.
Source: Gatra