PEKANBARU – Aliansi Penolakan Waduk Rokan Hulu mendatangi kantor Gubernur Riau untuk menolak pembangunan waduk Lompatan Harimau di Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Aliansi ini terdiri dari mahasiswa Universitas Riau, Mapala Universitas Islam Negeri, Universitas Islam Riau, Universitas Lancang Kuning, Himpunan Mahasiswa Islam dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) serta masyarakat Desa Cipang.
Aksi ini dimulai pukul 14.10 WIB. Koordinator lapangan Rian Wahyudi saat berorasi mengatakan krisis energi dan irigasi bukan alasan yang logis untuk menenggelamkan empat desa di Rokan Hulu. “Aksi ini untuk memperjuangkan hak rakyat, Desa Cipang Raya. Di sana ada berpuluh tempat yang bisa dijadikan tempat wisata. Tapi empat desa akan ditenggelamkan untuk pembuatan waduk lompatan harimau yang dibangun oleh proyek nasional,” teriaknya.
Menurutnya kebijakan pemerintah untuk menenggelamkan empat desa tersebut adalah bentuk ketidakberpihakan pemerintah kepada rakyat. Pembangunan waduk lompatan harimau hanya akan menenggelamkan 15 ribu jiwa.
“Hari ini kita dengan tegas menolak pembangunan waduk cipang raya. Di sana ada banyak sumber daya alam. Apalagi pengganti rugian kepada masyarakat juga tidak sesuai dengan harapan,” lanjutnya. Reno, perwakilan mahasiswa Cipang saat berorasi dengan tegas menolak pembangunan waduk lompatan harimau.
“Kami menolak pembangunan waduk. Kami sedih karena pemerintah tidak pro terhadap rakyat. Kenapa pemerintah ingin menenggelamkan kami. Jangankan keringat nyawapun akan kami korbankan untuk memperjuangkan desa kami,” teriaknya.
Sementara, Devi perwakilan dari Walhi Riau mengatakan dengan menenggelamkan Desa Cipayang untuk pembangunan waduk lompatan harimau di Rokan Hulu tidak hanya menenggelamkan empat desa, tetapi juga menenggelamkan potensi budaya seperti peninggalan rumah Presiden RI.