Demonstran berpakaian hitam membanjiri bandara internasional Hong Kong pada Senin (12/8/2019). Mereka berang atas tindakan polisi pada Ahad malam (11/8/2019), yang belum pernah terjadi sebelumnya. Polisi membuat bagian dalam beberapa stasiun kereta bawah tanah dipenuhi dengan gas air mata dan beberapa demonstran terluka parah.
Peristiwa pada Ahad menandai eskalasi mengejutkan, ketika seorang perempuan muda yang diyakini sebagai tenaga medis sukarela, dilaporkan buta di satu mata setelah terkena proyektil. Hal itu terjadi saat protes anti-pemerintah memasuki pekan ke sepuluh berturut-turut.
Demonstran Hong Kong memblokir gerbang keberangkatan di Terminal 1 bandara Hong Kong dengan troli bagasi.
Troli disusun di sepanjang area chek-in keamanan, sementara ratusan demonstran duduk.
“Kami di sini hanya untuk mengekspresikan suara kami kepada pemerintah,” kata seorang perempuan berusia 22 tahun, Selasa (13/8/2019). “Hari ini aksinya tidak diorganisir oleh satu kelompok. Semua orang hanya ingin keluar dan berbicara…kami tidak hanya memiliki satu tujuan,” tambahnya.
Mereka tidak yakin berapa lama mereka tinggal. Seperti banyak protes baru-baru ini di Hong Kong, tidak ada rencana konkret.
Otoritas Bandara Hong Kong menutup layanan check-in pada sore hari, dan menyarankan semua penumpang untuk pergi sesegera mungkin, menurut laporan New York Times.
Ini adalah hari kedua berturut-turut demonstran telah melumpuhkan layanan di bandara, salah satu bandara tersibuk di dunia. Pada hari Senin, para demonstran secara efektif menutupnya setelah menyerbu ruang kedatangan dan keberangkatan. Ketika pembatalan penerbangan menumpuk pada hari Selasa, beberapa bentrokan terjadi antara demonstran dan penumpang.
Seperti dilaporkan South China Morning Post, seorang perempuan terlihat berusaha menerobos blokade demonstran menuju gerbang keberangkatan utara Terminal 1, berteriak, “Aku ingin pulang”. Jalannya diblokir oleh pengunjuk rasa, sebelum staf bandara masuk.
Pengunjuk rasa Anson Ng, yang mengatakan anggota kelompoknya terluka ketika calon penumpang perempuan yang marah itu ditarik dari kerumunan yang duduk, mengatakan demonstran tidak boleh panik melarikan diri seperti yang mereka lakukan pada Senin, ketika beredar kabar polisi akan masuk menertibkan demonstran.
Satu keluarga yang terdiri dari tiga orang dari Thailand menangis setelah mereka diblokir oleh pengunjuk rasa. Mereka dijadwalkan terbang pada hari Senin, tetapi penerbangan mereka dibatalkan karena aksi pendudukan sebelumnya.
Di siang hari, Otoritas Bandara mengatakan ada lebih sedikit tinggal landas dan mendarat di bandara karena badan hukum bekerja sama dengan maskapai penerbangan, untuk menjadwal ulang penerbangan yang masih menumpuk dari hari sebelumnya.
Pusat darurat bandara telah diaktifkan sebagai tanggapan terhadap aksi pendudukan lain. Kereta Airport Express muncul setiap 15 menit, namun lebih jarang dari biasanya.
Otoritas Bandara mengumumkan pada Selasa sore bahwa hanya penumpang yang check-in sebelum pukul 16.30 pm yang dapat terbang. Penerbangan yang masuk untuk sisa hari itu akan terus berlanjut.
Ribuan demonstran Hong Kong telah menempati area check-in mulai pukul 14.30 pm, sebelum menuju gerbang keberangkatan dalam eskalasi protes mereka, sementara setidaknya 1.000 tetap berada di bagian kedatangan bandara Hong Kong.